Senin, 15 Desember 2008

Awas Rumah Sakit Gadungan

Agar orang tua lebih cerdas dalam memilih yang terbaik sewaktu anak sakit

Hari Senin, tepatnya Tanggal 1 Desember 2008, semua berjalan seperti biasa. Weekend ke Gresik kemaren menyisakan pegal-pegal di punggung. Seperti biasa, pagi itu saya ngajak si junior “Hizballah” untuk keliling komplek naik motor. Setelah itu langsung berangkat kerja.


Jam 2 siang saya pulang kantor dengan oleh-oleh “cerita lucu” untuk istri saya dan sedikit makanan dari kantor untuk anak saya. “Assalamu’alaikum…” spontan terdengar jawaban dengan suara yang cukup akrab, “Wa’alaikum salam… Hizba…!!! Ini abi udah datang, Nak!!!”. Dengan cepat anak saya memaksa lari mendekati saya, langsung saja saya sambut dengan pelukan, ciuman, dan langsung saya gendong. “Badannya kok agak panas??” saya tanya lirih, “iya seharian ini badanya agak anget, sampek 38,5 derajat, udah tak kasih Tempra juga, tapi belum reda” jawab istri saya. Spontan aja perut saya lapar, “wah… pasti sangat melelahkan nanti malam, ada mencretnya nggak? Muntahnya?”, “enggak” jawab istri saya.

Kebiasaan kami memang, tidak langsung membawa ke rumah sakit atau ke dokter jika anak sakit. Kami membiasakan untuk lebih kritis dengan melakukan observasi sendiri selama beberapa saat, begitu juga waktu itu. Saya langsung tarik motor saya ke apotik terdekat beli obat penurun panas untuk persediaan nanti malam.

Baca Selengkapnya

Tidak ada komentar: