Jumat, 13 November 2009

Berbagi Pengalaman Terkait Hypnobirthing

Oleh Prima Avianti S.Psi

Gara-garanya pas baca-baca milis asiforbaby ternyata lagi rame bahas hypnobirthing. waktu itu sekitar agustus 2008. anak pertamaku, hizballah, masi umur kurleb 13 bulanan dan aku belom hamil anak kedua. adalah mb di salah satu member milis yg share atas pengalamannya sukses hypnobirthing. tanpa pikir panjang langsung deh japri ke beliau, mo nanya-nanya apa dan gimana sih terapi plus penerapan hypnobirthing itu. saat itulah aku molai tertarik hypnobirthing,,

januari 2009 aku 'telat' dapet. waktu testpack beneran positif. ini pertama kalinya positif setelah 3 kali sebelumnya "telat" tapi hasilnya selalu negatif. biar lebi yakin akirnya ke dsog. ternyata eh ternyata uda hamil 8 minggu. alhamdulillah, kayanya tertarik hypnobirthing jd firasat baik buatku deh,,^^ btw imelku ke mb di yang dulu baru dibales 4 bulan kemudian dan pada saat itu aku uda hamil 3 bulan. hehe, makasiy banyak mb,,^^

artikel dari mb di aku baca sepintas aja dan aku baru tau kalo ternyata hypnobirthinghypnobirthing adalah afirmasi diri ato self-talk: "melahirkan itu indah, melahirkan itu menyenangkan, melahirkan itu kerjasama antara ibu dan calon bebi, bla bla bla". saat itu sih aku masih belom bisa memaknai self-talk yahh, coz di anak pertamaku dulu aku ngerasain sakitnya melahirkan yang luar biasa. penuh rasa takut, panik, dan terburu-buru. nafas ngos-ngosan, dehidrasi, kaki kram, keluar keringat dingin berlebihan, ga bisa ngejan, tereak-tereak sampe nendang-nendang 3 perawat yg megangin kakiku. sama sekali ga bisa rileks. dan udah pasti aku masi amat sangat inget rasanya!! fyuh, gimana bisa self-talk coba??

Jumat, 06 November 2009

Cerita Cinta

Cerita ini ditulis oleh Tasaro GK, penulis novel best seller "Galaksi Kinanthi", ketua FLP JaBar 

Di mana lagi aku temui perempuan semacammu?
Tilawahmu tidaklah terlalu merdu, keimananmu pun seolah bersandar kepadaku.

Tapi, di mana lagi aku temui perempuan seikhlasmu?
Wajahmu tak cantik melulu, masakanmu pun tidak lezat selalu.

Tapi, katakan kepadaku, di mana lagi aku jumpai perempuan seperkasamu?
Kau bahkan tidak biasa berbicara mewakili dirimu sendiri, dan acapkali menyampaikan isi hatimu dalam bahasa yang tak berkata-kata.

Demi Tuhan, tapi aku benar-benar tidak tahu, ke mana lagi aku cari perempuan seinspiratif dirimu?
Ingatkah lima tahun lalu aku hanya memberimu selingkar cincin 3 gram yang engkau pilih sendirian? Tidak ada yang spektakuler pada awal penyatuan kita dulu. Hanya itu. Karena aku memang tidak punya apa-apa.

Ah, bagaimana bisa aku menemukan perempuan lain sepertimu?

Aku tidak akan melupakan amplop-amplop lusuhmu, menyimpan lembaran ribuan yang kausiapkan untuk belanja satu bulan. Dua ribu per hari. Sudah kauhitung dengan cermat. Berapa rupiah untuk minyak tanah, tempe, cabe, dan sawi.
Ingatkah, Sayang? Dulu kita begitu akrab dengan racikan menu itu. Setiap hari. Sekarang aku mulai merasa, itulah masa paling indah sepanjang pernikahan kita.

Lepas maghrib aku pulang, berkeringat sebadan, dan kau menyambutku dengan tenang. Segelas air putih, makan malam: tempe, sambal, dan lalap sawi.
Kita bahagia. Sangat bahagia…..

Aku bercerita, seharian ada apa di tempat kerja. Kau memijiti punggungku dengan jemarimu yang lemah tapi digdaya. Kau lalu bercerita tentang tingkah anak-anak tetangga… Kala itu kita begitu menginginkan
hadirnya buah cinta yang namanya pun telah kusiapkan sejak bertahun-tahun sebelumnya. Kita tidak pernah berhenti berharap, kan, Honey?

Selasa, 03 November 2009

Kisah Yu Timah... Berqurban dalam Kesempitan

dikutip dari notes facebook Ust Taat Budi Utomo

Ini kisah tentang Yu Timah.......Siapakah dia ?........Yu Timah adalah tetangga kami........Dia salah seorang penerima program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang kini sudah berakhir........Empat kali menerima SLT selama satu tahun jumlah uang yang diterima Yu Timah dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta.........Yu Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya.........Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu Timah adalah bukan milik sendiri.......

Usia Yu Timah sekitar lima puluhan, berbadan kurus dan tidak menikah........Barangkali karena kondisi tubuhnya yang kurus, sangat miskin, ditambah yatim sejak kecil........maka Yu Timah tidak menarik lelaki manapun.........Jadilah Yu Timah perawan tua hingga kini dia sebatang kara.......Dulu setelah remaja Yu Timah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta........Namun, seiring usianya yang terus meningkat, tenaga Yu Timah tidak laku di pasaran pembantu rumah tangga.........Dia kembali ke kampung kami..........Para tetangga bergotong royong membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya yang sudah sangat renta........Gubuk itu didirikan di atas tanah tetangga yang bersedia menampung anak dan emak yang sangat miskin itu......