Rabu, 27 Juni 2012

Tentang Raport "Hizballah"

Oleh: Ummi-nya Hizba Junda Hibban

Dibanding semester kemarin, catatan untuk Hizba di semester ini jauh lebih banyak. Antara lain absen yang mencapai angka 40 hari, buku kegiatannya banyak yang kosong, bintang dua lebih banyak dibanding bintang empat, nilai C dimana-mana, hingga tidak bergairah saat mengerjakan tugas di kelas.

Lalu saya bertanya pada guru kelasnya tentang kapan Hizba tampak bersemangat saat di sekolah? Gurunya pun menjawab saat istirahat tiba. Saya bertanya kembali, kenapa bisa demikian? Apa yang Hizba lakukan saat istirahat? Gurunya menjawab, saat istirahat Hizba bisa bermain sesuka dia termasuk menyusun balok atau bercanda bersama teman-teman. Saya pun hanya tersenyum. Lega saya mendengarnya.

Anyways, dua hari sebelum terima raport tiba. Saat sepulang sekolah, baru juga sampai depan pagar. Sepatu juga masih nempel di kaki. Seperti tidak sabar, Hizba masuk rumah sembari berlari dan berteriak "Alhamdulillah mi.. kata Bu Jaroh, mas mau kelas B! Yey..yey mas sudah tambah besar ya mi! Tar mas jagain ummi terus sama adek-adek juga". Lalu saya dipeluknya. Sumpah, merinding saya dibuatnya!

Rabu, 13 Juni 2012

100 Tahun, 1000 Tahun, 2000 Tahun atau 3000 Tahun Lagi

Sumber : Eramuslim.com

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet. Baju merahnya yang kebesaran melambai lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan dan kemudian duduk di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1905 : 20-01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdo'a untuk nenekmu"
Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yang mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk neneknya....

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum sembari memandang pusara Ibu-nya.

"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 36 tahun ya yah..." kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung.

"Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 36 tahun ... "
 

Berubah Dengan Mimpi-Mimpi Besar

Sumber: Dakwatuna.com

Saya yakin, bahwa kita semua pasti menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik. Namun tak semua orang mampu untuk menggapai dan melakukan perubahan itu. Mungkin karena ia merasa belum siap dengan perubahan, atau bisa jadi karena tidak punya nyali (lemah mental, atau tidak mau meninggalkan tabiat dan kebiasaan lama) untuk menerima perubahan itu.

Namun sebagai seorang mukmin seharusnya kita tidak lagi mempertanyakan diri kita siap atau tidak, pantas atau tidak, akan tetapi sebaliknya kita justru harus mencari dan mengejar perubahan itu, karena nasib tidak akan berpihak kepada orang yang hanya berdiam diri saja. “Innallaha la yughayyiru ma bi kaumin hatta yughayyiru ma bi anfusihim”.

Barangkali banyak kisah yang dapat mengetuk pintu hati kita. Dalam berbagai riwayat banyak yang menyimpulkan bahwa perubahan besar sering kali dilakukan oleh insan-insan yang memiliki mimpi-mimpi besar. Mereka yang sayang akan hidupnya yang sementara ini, segera mengambil keputusan untuk melakukan perubahan. Sebut saja seorang pencari hakikat kebenaran (Al-Bahits ‘an al- haqiqah) Salman Al-farisi, sahabat yang menjadi aktor penting dalam perang Khandak.