Rabu, 01 Desember 2010

Menghadapi 8 Karakter Negatif dan Solusinya

Sumber: Vivanews
Hubungan yang sehat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan jiwa. Namun, kerapkali kita terjebak dalam hubungan dengan sosok yang memiliki karakter 'negatif'. Mereka umumnya sering mengeluh, mudah marah, atau tidak sabar.

Mengenali karakter seseorang di awal perkenalan menjadi penting. Apalagi jika ada prospek melanjutkannya dalam hubungan yang lebih serius. Kenali sejumlah karakter seseorang, seperti dikutip dari Times of India.

1. Memelihara masa lalu
Beberapa orang menolak melepaskan masa lalu dan cenderung 'merawat' kenangan menyakitkan. Akibatnya, orang ini hidup dengan kemarahan dan kepahitan. Bila terjadi terus menerus, dapat mempengaruhi orang yang berada di sekitarnya.
Solusi: Jika mereka mulai memunculkan subjek masa lalu, jangan ragu memberitahu dia bahwa Anda tidak ingin membicarakannya.

Selasa, 30 November 2010

Do'a Berantai

Sumber : Kompasiana

Sebuah keluarga yang bahagia yang terdiri dari seorang Suami yang baik dan bijaksana, Seorang istri yang taat dan sholehah dan 2 orang anak yang masih kecil. Sang suami selalu memanjakan anak dan istrinya dengan perhatian dan kasih sayang. Dia selalu tersenyum dan membuat hati anak dan istrinya bahagia. Begitupun dengan sang istri, dia selalu taat dan patuh pada setiap keinginan dan perintah suaminya. Setiap hari, saat suami hendak pergi mencari nafkah, dia selalu mengantarnya dengan senyum ketulusan dan do’a. begitupun jika suaminya pulang kerja, dia selalu menyambutnya dengan penampilan yang menakjubkan disertai dengan wewangian dan tidak tertinggal sebuah senyuman tulus menyambut kepulangan sang suami.
 
Air hangat dan hidangan selalu tersedia dikala sang suami pulang. Begitupun dengan kedua anaknya. Mereka selalu menemani sang ibu dan senyuman mereka selalu menghiasi hati ayah dan ibunya. Sang suami pun merasa bersyukur karena telah dikaruniai seorang istri yang sholehah juga buah hati yang selalu membuat hatinya berbunga penuh kebahagiaan.

Namun didalam hatinya, dia mempunyai sebuah ketakutan. Dia amat menyayangi anak dan istrinya dan dia tidak ingin masa lalunya terjadi pada kedua anaknya. Entah masa lalu seperti apa yang selama ini dia sembunyikan dari istrinya. Dia selalu jujur tentang semua hal kepada istrinya kecuali tentang masa lalunya yang dia tidak ingin siapapun tahu akan hal itu. Namun dia sadar, bahwa Allah Maha Tahu.
 

Minggu, 31 Oktober 2010

Pembunuhan Karakter Yang Sangat Kejam


Harusnya, para orangtua menanamkan pada anak-anak orientasi hidup yang kuat dan bersifat spiritual

Oleh Mohammad Fauzil Adhim*

RABU, 11 Oktober tahun 2006, seorang juri yang disebut ustadz berkata kepada salah satu kontestan Pildacil yang baru saja usai memberikan “tau­shiyah”. Juri ini berkata, “Kamu terbaik saat ini. Ini yang diinginkan juri. Beberapa tahun ke depan, rumah dan mobil kamu akan mewah. Kamu juga akan bisa membangun masjid.”

Fantastis. Sebuah “nasihat” yang membuat miris, sehingga tak cukup hanya dijawab dengan tangis. Sebuah “nasihat” yang seharusnya membuat orangtua ngeri membayangkan masa depan anak-anaknya, kecuali jika pertanyaan yang menguasai benak kita tentang anak-anak adalah apa yang akan mereka makan sesudah kita tiada. Bukan apa yang mereka sembah, sehingga apa pun yang mereka kerjakan hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala.
 

Bahagiakan Mereka, Nyalakan Semangatnya


Tidak ada anak yang bodoh. Kitalah yang tidak mengerti bagaimana merangsang kecerdasan dan menggairahkan minat belajar mereka

Oleh Mohammad Fauzil Adhim*
TIDAK ada anak yang bandel. Kitalah yang tidak tahu bagaimana mengajak bicara, menyemangati, dan memberikan arah hidup bagi mereka. Kitalah yang lupa untuk bermain bersama, bercanda, dan bercerita agar hati mereka dekat dengan kita. Padahal kita tahu kedekatan hati itulah yang membuat anak akan mendengar kata-kata kita.

Tidak ada anak yang bodoh. Kitalah yang tidak mengerti bagaimana merangsang kecerdasan dan menggairahkan minat belajar mereka. Setiap anak–asal normal—lahir dalam keadaan jenius dan penuh rasa ingin tahu. Kitalah yang mematikannya dengan hadiah-hadiah, bahkan di saat mereka tidak menginginkannya.

Kita lupa bahwa anak-anak pada awalnya tidak memerlukan hadiah untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Tanpa hadiah, anak-anak tetap bersemangat belajar merangkak dan berjalan, meski harus beberapa kali tersungkur.

Anak-anak tidak pernah meminta uang untuk satu kosa kata baru yang mereka kuasai di waktu kecil. Mereka belajar karena ingin tahu. Mereka melakukan hal-hal besar yang bermanfaat karena bersemangat. Bukan karena menghindari hukuman. Bukan juga untuk mengharap imbalan.

Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat semangatnya menyala-nyala sesudah kita berkali-kali mematikannya? Apa yang bisa kita perbuat agar anak-anak memiliki semangat berkobar-kobar?

Baca Selengkapnya

Sederhana, Pilihan Hidup Mulia


Pola hidup sederhana seakan menjadi barang langkah yang hanya ada dalam cerita atau dongeng di pojok-pojok surau 

oleh: Ali Akbar bin Aqil*

Pada suatu sore, ketika Rasulullah SAW selesai menunaikan shalat Ashar bersama para sahabatnya, ada peristiwa aneh. Yaitu setelah rampung shalat, tiba-tiba Rasulullah bangkit dengan tergesa-gesa meninggalkan jamaah menuju rumahnya dan kembali lagi dengan membawa makanan lalu dibagi-bagikan kepada para jamaahnya yang ada.

Kemudian sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ada apa gerangan tiba-tiba anda beranjak dari jamaah lalu kembali membagi-bagikan makanan?.” Apa jawab sang baginda?, “Aku tidak ingin apabila matahari tenggelam sementara di rumahku masih ada sisa makanan.” (HR. Bukhari)
Rasululah adalah manusia yang paling zuhud yang terpancar dalam potret hidupnya yang sederhana dan penuh kebersahajaan. Ilustrasi di atas cukup menjadi acuan akan kesederhanannya. Beliau tidak pernah menyisakan atau menyimpan makanan di rumahnya.

Pola hidup sederhana yang beliau jalani bukan karena kepapaannya. Tidak! Tetapi beliau memilih demikian sebagai teladan ideal bagi umatnya agar dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia tidak menjadikan harta sebagai tujuan utama.
 

Kurangi Balita Nonton TV

 
American Academy of Pediatrics, merekomendasikan pembatasan nonton TV untuk anak pra sekolah, hanya satu jam saja

Televisi menjadi penyelamat banyak ibu dan para pengasuh saat mengasuh balita. Tidak percaya? Simak saja saat si kecil sibuk berlarian di waktu makan, cara termudah membuatnya duduk diam adalah dengan televisi. Anak terus membuntuti Anda sambil bertanya ini dan itu, 'pergilah menonton tv' bisa jadi kalimat ampuh untuk menjauhkan anak Anda tanpa rasa bersalah.
 
Seperti diberitakan di livescience, sebuah penelitian terbaru di Amerika menemukan bahwa anak-anak terlalu banyak menonton televisi, bahkan beberapa di antaranya lebih dari 5 jam per hari. Rasanya jika penelitian itu dilakukan di Indonesia, maka hasilnya mungkin akan lebih mencengangkan. Menonton televisi 3 jam, dilanjutkan main video game selama 2 jam, berkutat dengan komputer selama 1 jam, misalnya. Padahal berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan American Academy of Pediatrics, pembatasan paparan layar televisi untuk anak pra sekolah adalah satu jam saja.
 
Rekomendasi tersebut juga berdasar pada sebuah penelitian tentang hubungan waktu paparan dengan efek negatifnya, yaitu lambat bicara, obesitas, berpotensi memiliki perilaku agresif dan menunjukkan penurunan kemampuan akademik. Studi tersebut dipimpin oleh Dr. Pooja Tandon dari Seattle Children's Research Institute dan University of Washington, yang kemudian dipublikasikan melalui Journal of Pediatrics.
 

Rakyat Gaza Palestina Bantu Korban Mentawai dan Merapi

Sumber : Dakwatuna.com

Rakyat Gaza, Palestina, kembali menunjukkan rasa ukhuwah dan solidaritasnya kepada rakyat dan bangsa Indonesia yang terus dilanda bencana, khususnya bencana tsunami di Mentawai dan letusan gunung Merapi di Yogyakarta. Rakyat Gaza menyumbang masing-masing sebesar dua ribu dolar AS untuk korban tsunami dan letusan gunung Merapi.
 
Ziad Said Mahmud asal Gaza, kordinator bantuan kemanusiaan internasional Palestina dan juga Direktur Al-Sarraa Foundation menjelaskan, sumbangan untuk korban bencana di Indonesia merupakan hasil keputusan musyawarah antara ulama dan rakyat Palestina, baik yang ada di Jalur Gaza maupun di Suriah. Demkian ujar Ziad dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (31/10).

Lebih lanjut, Ziad menjelaskan, “Kami tahu, jumlah ini tidak seberapa dibandingkan kesusahan yang sedang dialami saudara-saudara kami di Mentawai dan Merapi. Tapi terimalah ini sebagai tanda cinta kami. Kita satu tubuh. Kalian sakit, kami ikut sakit, sebagaimana kalian merasa sakit ketika melihat kami sakit dan menderita karena dijajah Israel,”
 

Jumat, 29 Oktober 2010

15 Adab Agar Tilawah Memberi Bekas

Sumber : Dakwatuna.com oleh Mochamad Bugi

Agar Al-Qur’an memberi bekas ke dalam hati, ada adab-adab yang perlu Anda perhatikan saat membacanya. Berikut ini beberapa adab yang bisa Anda lakukan.
 
1. Pilihlah waktu yang terkategori waktu Allah ber-tajalli kepada hamba-hamba-Nya. Di saat itu rahmat-Nya memancar. Bacalah Al-Quran di waktu sepertiga terakhir malam (waktu sahur), di malam hari, di waktu fajar, di waktu pagi, dan di waktu senggang di siang hari.

2. Pilih tempat yang sesuai. Misalnya, di masjid atau sebuah ruangan di rumah yang dikosongkan dari gangguan dan kegaduhan. Meski begitu, membaca Al-Qur’an saat duduk dengan orang banyak, di kendaraan, atau di pasar, dibolehkan. Hanya saja kondisi seperti itu kurang maksimum untuk memberi bekas di hati Anda.

3. Pilih cara duduk yang sesuai. Sebab, Anda sedang menerima pesan Allah swt. Jadi, harus tampak ruh ibadahnya. Harus terlihat ketundukan dan kepasrahan di hadapan-Nya. Arahkan wajah Anda ke kiblat. Duduk terbaik seperti saat tasyahud dalam shalat. Jika capek, silakan Anda mengubah posisi duduk. Tapi, dengan posisi yang menunjukkan penghormatan kepada Kalam Allah.

4. Baca Al-Qur’an dalam keadaan diri Anda suci secara fisik. Harus suci dari jinabah. Bila Anda wanita, harus suci dari haid dan nifas. Berwudhulah. Tapi, Anda boleh membaca atau menghafal Al-Qur’an tanpa wudhu. Sebab, tidak ada nash yang mensyaratkan berwudhu sebagai syarat sah membaca Al-Qur’an. Bahkan, para ulama menfatwakan boleh membaca Al-Qur’an bagi wanita yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an saat ia sedang haid atau nifas dengan alasan darurat.

Ibu, Sang Arsitek Peradaban


Suatu malam yang tenang dan hening. Semua orang telah beranjak ke rumah masing-masing untuk beristirahat. Menarik selimut hingga terlindungi dari hawa dingin yang melingkupi cakrawala Madinah. Namun, seorang laki-laki yang disadarkan oleh rasa tanggung jawab sebagai pemimpin menyingkap selimutnya. Dia keluar menyusuri lorong-lorong Madinah yang mencekam. Merayapi jalan-jalan yang sepi dari tapak kaki manusia.
 
Dia keluar seorang diri menembus kegelapan malam. Barangkali ia menjumpai musafir yang tidak menemukan tempat bermalam. Atau orang yang merintih kesakitan. Atau orang lapar yang belum menemukan sesuap makanan untuk mengganjal perutnya. Barangkali ada urusan rakyatnya yang luput dari pengawasannya. Atau mungkin ada domba yang tersesat jauh di pinggir sungai Eufrat. Allah akan menanyakannya dan menghisabnya kelak.

Jangan heran! Lelaki tersebut adalah Amirul Mukminin, Umar bin Khatthab RA.
Setelah sekian lama mengitari Madinah dan mulai merasakan lelah pada sendi-sendinya, Umar bersandar pada salah satu dinding rumah kecil di pinggiran kota Madinah. Dia beristirahat sejenak sebelum melanjutkan langkahnya menuju masjid.

Senin, 13 September 2010

10 Bersaudara Bintang Al-Quran


Sumber : dakwatuna.com

Siapa yang menyangka bila 10 putra pasangan H Mutammimul Ula (Ustadz Tammim) dan Wirianingsih (Ibu Wiwi), ternyata bisa menjadi penghapal Alquran alias Hafizh. Pada Sabtu (28/8) lalu, keluarga ini mengikuti undangan DPD PKS Jambi.

Kedua pasangan suami istri tersebut mendidik dan membina kepribadian putra-putrinya dengan kebaikan akhlak, perilaku Qurani, anggota keluarga tidak pernah lepas untuk menghapal ayat suci Alquran yang menjadi pegangan hidup bagi seluruh umat muslim.

Keluarga tersebut juga menjadi inspirasi bagi keluarga muslim lainnya untuk dapat meneladani keistimewaannya. Kesepuluh putra mereka, selain berhasil di bidang keagamaan, juga berhasil di bidang akademik dan kemasyarakatan.

Misalnya, putra pertama H Mutamimul ‘Ula, Afzalurahman Assalam. Kini dia semester akhir Teknik Geofisika ITB, hafal Alquran sejak usia 13 tahun, dan Juara I MTQ putra pelajar SMU se-Solo. Selain itu, dia juga menjabat sebagai Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peserta Pertamina Youth Programme 2007.

Rabu, 01 September 2010

Tentang Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan dan Lailatul Qodar

Sumber: Mustdanangpramono.blogspot.com

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sedulurku semua… Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya.

Monggo dulur–dulur kita hayati sebentar marilah kita saling mengingatkan, sebentar lagi puasa kita akan menuju,10 malam terakhir di bulan ramadhan , marilah kita sama-sama mencari malam dari seribu bulan, yang penting ikhlas, pasrah , tawadhu, istiqomal, sampai akhir ramadhan. mudah-mudahan ibadah kita semua di rido’i Allah SWT. amin.

Dalam Shahihain disebutkan, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata : “Bila masuk sepuluh (hari terakhir bulan Ramadhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengencangkan kainnya menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan Keluarganya . ” Demikian menurut lafazh Al-Bukhari. 

Adapun lafazh Muslim berbunyi : “Menghidupkan malam(nya), membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya.

Senin, 09 Agustus 2010

The Dark And The Bright Side of Video Game



Masih terbayang jelas di ingatan saya, kebiasaan bermain games komputer beberapa puluh tahun yang lalu. Namanya Sim City. Dalam permainan itu kita ditantang untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya populasi di sebuah kota dengan cara membuat kota menjadi sangat menarik untuk dihuni. Begitu intensnya saya bermain, sehingga kuliah jadi terbengkalai, badan kurus karena tidak peduli dengan urusan makan, dan agak terisolasi secara sosial. Hal lain yang mendera adalah rasa nyeri di tangan dan siku yang baru hilang setelah tidak main lagi.

Lalu saya mikir-mikir…kalau saya yang waktu itu hitungannya sudah tergolong dewasa aja bisa sangat senang main komputer games seperti itu, apalagi anak-anak ya…banyak orang tua yang mengeluh bahwa anaknya kalau sudah bermain game, tetap bergeming meskipun dipanggil orangtua atau diminta belajar. Tapi ada juga orangtua yang sengaja membelikan peralatan video games portable supaya anak tidak mengganggu kegiatan orangtua yang lagi meeting atau sibuk urusan lainnya. Diberi permainan ini anak akan diam dan tidak akan pergi jauh-jauh sehingga mudah diawasi… (kasihan dech tuh anak).

Ada Apa Dengan Video-games (AADV) ?

Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa berbagai jenis permainan khususnya video games sangat disukai oleh kebanyakan anak-anak. Sementara di sisi lain orangtua kerap mengalami kesulitan mengendalikan anak kalau sudah bermain video game Sampai saat ini memang masih ada pro dan kontra terhadap manfaat atau efek dari jenis permainan video games terhadap anak.


Minggu, 08 Agustus 2010

Antara Orang Tua, Anak dan Buku

Sumber: Artikel ini diambil dari blog Bobby Hartanto; www.ngemongbareng.blogspot.com
Masih ingat buku apa yang paling berkesan untuk Anda ?

Saya masih ingat betapa saya sangat ingin berubah setelah membaca sebuah buku pelajaran (mata pelajaran PKK). Di situ ada seorang tokoh yang seusia dengan saya dan diceritakan sebagai anak yang rajin dan pintar. Bangun pagi, beresin tempat tidur, nyapu halaman, makan, sekolah, belajar, dan seterusnya. Pokoknya perfect banget dech!

Waktu itu saya sangat terinspirasi dan ingin meniru sang tokoh tersebut. Saya lalu mulai dengan berusaha bangun pagi dan selalu membereskan kamar serta menjaga kerapihan barang-barang. Orangtua sampai heran dengan perubahan itu.

Juga masih terbayang jelas di ingatan saya buku komik wayang yang dibelikan oleh orangtua saya. Pengarangnya RA Kosasih. Ceritanya mulai dari silsilah Pandawa sampai Perang Baratayudha, dan diakhiri dengan Pandawa Seda. Bahkan ada lanjutannya yaitu Parikesit. Dengan membaca cerita-cerita di buku itu, saya dan Bapak bisa berdiskusi. Mulai menanyakan senjata-senjata sakti para tokoh, membahas kelakuan para tokoh, sifat, sampai pada aplikasi sederhana dalam kehidupan (tentu saja untuk usia saya). Kalau sudah berbicara wayang, wah bisa panjang dan lama. I really loves wayang !

Selasa, 27 Juli 2010

Hidayah Melalui Anakku



Sahibul hikayat dalam kisah ini adalah warga Madinah Nabawiyah, ia menuturkan sebagai berikut, “Aku adalah seorang pemuda umur 37 tahun, telah berkeluarga dengan beberapa anak. Aku telah banyak melakukan yang diharamkan Allah. Jarang sekali shalat berjamaah, kecuali pada momen-momen tertentu saja, sekadar formalitas di mata orang lain. Hal itu disebabkan karena aku merasa sebagai orang jahat. Setan selalu mengikatku setiap saat. Anakku berumur 7 tahun, namanya Marwan, ia tuli dan bisu, tetapi ia telah banyak mereguk nilai-nilai keimanannya dari istriku.
 
Pada suatu malam aku dan Marwan sedang berada di rumah, aku mulai merencanakan apa yang akan aku lakukan malam ini bersama teman-teman, dan di mana lokasinya. Saat itu selepas shalat Maghrib, dengan bahasa isyarat anakku mengatakan sesuatu, aku sangat paham kalau dia mengingatkan diriku untuk shalat, “Mengapa Bapak tidak shalat?” begitu kira-kira yang ingin dikatakannya. Kemudian ia mengangkat kedua tangannya ke langit, lagi-lagi dengan isyarat ia mengultimatum bahwa Allah akan melihatku.

Rabu, 21 Juli 2010

Bersedekahlah, Wahai Para Wanita

Sumber : dakwatuna.com

Pernahkah Anda berdagang mendapat keuntungan sepuluh kali lipat? Alangkah bodohnya kita jika menolak mendapat keuntungan tujuh ratus kali lipat!
Keshahihan transaksi itu Rasulullah saw. sendiri yang menjamin. “Barangsiapa yang menafkahkan hartanya untuk membantu peperangan di jalan Allah, maka akan dilipatgandakan pahalanya menjadi tujuh ratus,” begitu kata Rasulullah saw. (Tirmidzi, hadits nomor 1625)

Karena itu tak datang kepada Rasulullah saw. seorang lelaki dengan membawa seekor untanya, seperti yang diceritakan Abu Mas’ud Al-Anshari r.a. Ia berkata, “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. dengan menuntun seekor unta yang dilubangi hidungnya. Kemudian ia berkata, ‘Unta ini saya pergunakan untuk berperang di jalan Allah, wahai Rasulullah.’ Rasulullah saw. bersabda, ‘Kamu akan mendapatkan tujuh ratus unta semisal itu pada hari kiamat, semua dilubangi hidungnya.’” (Muslim, hadits nomor 3508)

Sungguh ini kabar gembira dari Rasulullah saw. Apa yang kita sedekahkan di jalan Allah, kita akan mendapat gantinya hal serupa tujuh ratus kali lipat. Jika kita wakafkan satu rumah untuk majelis taklim, Allah swt. akan mengembalikan 700 rumah kepada kita. Jika kita wakafkan sebuah mobil Kijang Inova, Allah swt. akan membalas dengan 700 mobil Kijang Inova semisal yang kita wakafkan.
 

Allah Itu Dekat

Sumber: Dakwatuna.com

“Dan Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka memenuhi (panggilan/perintah)Ku, dan beriman kepadaKu agar mereka mendapat petunjuk (bimbingan)”. (Al-Baqarah: 186)
 
Ayat ini meskipun tidak berbicara tentang Ramadhan seperti pada tiga ayat sebelumnya (Al-Baqarah: 183-185) dan satu ayat sesudahnya (Al-Baqarah: 187), namun keterkaitannya dengan Ramadhan tetap ada. Jika tidak, maka ayat ini tidak akan berada dalam rangkaian ayat-ayat puasa seperti dalam susunan mushaf. Karena setiap ayat Al-Qur’an menurut Imam Al-Biqa’I merupakan satu kesatuan (wahdatul ayat) yang memiliki korelasi antar satu ayat dengan yang lainnya, baik dengan ayat sebelumnya atau sesudahnya. Disinilah salah satu bukti kemu’jizatan Al-Qur’an.

Kedekatan Allah dengan hambaNya yang dinyatakan oleh ayat di atas lebih khusus daripada kedekatan yang dinyatakan dalam surah Qaaf ayat 16: “Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” yang bersifat umum. Kedekatan Allah dengan hambaNya dalam ayat di atas merupakan kedekatan yang sinergis, kedekatan yang aplikatif, tidak kedekatan yang hampa dan kosong, karena kedekatan ini terkait erat dengan doa dan amal shalih yang berhasil ditunjukkan oleh seorang hamba di bulan Ramadhan, sehingga merupakan motifasi terbesar yang memperkuat semangat ber Ramadhan dengan baik dan totalitas.
 

Selasa, 20 Juli 2010

Mempersiapkan Anak Yang Menyejukkan Pandangan

Sumber : Dakwatuna.com
Dan orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah untuk kami isteri-isteri dan anak keturunan kami yang menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Al-Furqan: 75)
 
Imam Ibnu Katsir memahami qurratu a’yun dalam ayat ini sebagai anak keturunan yang taat dan patuh mengabdi kepada Allah. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa keluarga yang dikategorikan qurratu a’yun adalah mereka yang menyenangkan pandangan mata di dunia dan di akhirat karena mereka menjalankan ketaatan kepada Allah, dan memang kata Hasan Al-Bashri tidak ada yang lebih menyejukkan mata selain dari keberadaan anak keturunan yang taat kepada Allah swt.

Secara bahasa, anak dalam bahasa Arab lebih tepat disebut dengan istilah At-ThiflAl-Mu’jam al-Wasith mengartikan kata At-Thifl sebagai anak kecil hingga usia baligh. Kata ini dapat dipergunakan untuk menyebut hewan atau manusia yang masih kecil dan setiap bagian kecil dari suatu benda, baik itu tunggal.
 
Pengarang Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan anak sebagai keturunan kedua. Disamping itu anak juga berarti manusia yang masih kecil. Anak juga pada hakekatnya adalah seorang yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa seiring dengan pertambahan usia. Dalam kontek ini, maka anak memerlukan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa (orang tua dan para pendidik).
 

Senin, 19 Juli 2010

8 Golongan Yang Berhak Menerima Zakat

Sumber : Dakwatuna.com

“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 60)

Pertama: Fuqara Masakin
1. Fakir adalah orang yang membutuhkan dan tidak meminta minta, sedangkan miskin adalah yang meminta-minta.
2. Keduanya bermacam-macam:
  • orang yang tidak memiliki kekayaan dan tidak pula pekerjaan
  • orang yang memiliki kekayaan dan pekerjaan yang tidak mencukupi setengah kebutuhan
  • orang yang memiliki kekayaan dan pekerjaan yang tidak mencukupi kebutuhan standar
3. Sedangkan orang kaya yang tidak boleh menerima zakat adalah orang yang telah memiliki kecukupan untuk diri dan keluarga.
4. Orang fakir miskin diberikan sejumlah yang dapat mencukupinya
  • yang mencukupinya sepanjang hidupnya, menurut Imam Syafi’i
  • yang mencukupinya selama satu tahun, menurut madzhab Maliki dan Hanbali
Bentuk kecukupan sepanjang hidup dapat berupa alat kerja, modal dagang, dibelikan bangunan kemudian diambil hasil sewanya, atau sarana-sarana lainnya seperti yang disebutkan oleh madzhab Syafi’i dalam buku-bukunya secara rinci.
Di antara kecukupan adalah buku-buku dalam bermacam ilmu, biaya pernikahan bagi yang membutuhkan. Sebab, tujuan utama zakat adalah mengangkat fakir miskin sampai pada standar layak.

Pokok-pokok Dalam Mendidik Anak


Penulis : Arda Dinata

Sesungguhnya anak kecil itu merupakan amanat bagi setiap orangtuanya. Hatinya masih suci bersih dan kosong. Jika dibiasakan dan diajari kebajikan, ia akan tumbuh pada kebajikan dan berbahagia di dunia maupun di akhirat. Nabi SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, hingga lisannya fasih. Kedua orangtuanyalah yang membuatnya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Baihaqi, Ath-Thabarani).

Untuk memudahkan pemahaman dalam proses mendidik anak, para ulama sepakat bahwa kehidupan seseorang itu dibagi beberapa fase. Mulai fase persiapan (usia sejak lahir sampai 2 tahun), fase permulaan anak-anak (2-6 tahun), fase paripurna anak-anak (6-12 tahun), fase permulaan remaja (12-15 tahun), fase pertengahan remaja (15-18 tahun), fase paripurna remaja (18-22 tahun), fase kematangan dan pemuda (22-30 tahun), fase pertengahan usia atau kejantanan (30-60 tahun), dan fase lanjut usia (dari 60 tahun ke atas).

90 Langkah Menuju Musholla

Penulis : Abi Sabila

Lelaki istimewa itu bernama Didi. Aku biasa memanggilnya pak Didi. Usianya kini sudah berkepala enam. Aku mengenal beliau sudah sekitar tiga tahun, semenjak aktif menjadi jama'ah di mushala Baiturrohim. Beliau tinggal bersama keluarganya di RT 04 tak jauh dari mushala, sedang aku tinggal di RT 02. Secara pribadi, aku memang tidak tahu banyak tentang beliau, namun di mataku beliau adalah sosok yang luar biasa. Salah satu ‘keistimewaan’nya telah memberiku semangat sekaligus menyadarkanku akan besarnya nikmat yang telah Allah berikan.

Pertama, beliau ini aktif shalat berjama'ah di mushala Baiturrohiim. Beliau selalu menempati tempat yang tetap, di shaft pertama ujung sebelah kiri. Kedua, beliau selalu menjadi jama'ah yang pertama hadir untuk shalat Shubuh. Suara merdunyalah yang pertama kali terdengar melantunkan shalawat dari pengeras suara mushala yang terletak di sisi jalan yang memisahkan RT 02 dan RT 04 ini. Dan beliaulah yang lebih sering mengumandangkan adzan shubuh, baru kemudian yang lain datang, termasuk aku. Hanya itu? Tidak! Pak Didi terasa lebih istimewa, karena beliau kini hanya memiliki empat indera.

Minggu, 18 Juli 2010

Dapatkah Kita Menjadi Lebih Sabar?

Artikel ini cukup relevan dengan kondisi saat ini. Tadi pagi waktu saya sarapan di warung sebelah kantor, saya dengar keluhan Si Pemilik Warung tentang kenaikan harga bahan-bahan pokok, akan tetapi sangat tidak mudah untuk menaikkan harga sepiring hidangan sarapannya oleh karena Si Pembeli pun mengeluhkan hal serupa. Sepertinya sistem ekonomi kapitalis menunjukkan kelemahannya sendiri, dan sayangnya pemerintah kita malah mengandalkan sistem ekonomi ini untuk mengurangi "beban-beban" pikiran dan pekerjaannya. Notabene sistem ekonomi ini lebih banyak diserahkan mekanisme pasar.

Selamat menyimak artikel ini... semoga bermanfaat, dan semoga ini jadi pelecut kita untuk lebih peduli pada lingkungan sekitar kita khususnya dan bangsa ini pada umumnya...

dikutip dari Eramuslim.com
 
Ternyata dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL) mempunyai efek yang sangat luas bagi masyarakat. Bukan hanya adanya kenaikan harga-harga kebutuhan bahan pokok, tetapi juga merosot tingkat daya beli masyarakat, serta inflasi yang menggerogoti kemampuan masyarakat secara luas. Rakyat tidak banyak mempunyai pilihan atas keputusan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) ini.

Jumat, 04 Juni 2010

Surat Terakhir Santi Sebelum Diserbu Israel

Santi Soekanto adalah salah satu dari 12 WNI di kapal Mavi Marmara yang diserbu Israel. Sebelum penyerbuan itu, Santi sempat mengirimkan surat elektronik yang sangat menyentuh.

Surat jurnalis Majalah Hidayatullah ini bertajuk “Gaza Tidak Membutuhkanmu!” yang dikirim pada Minggu 30 Mei 2010, atau sehari sebelum serangan Israel. Surat ini dibuat di atas kapal Mavi Marmara saat masih berada di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.

Saat itu, Santi dan anggota tim Freedom Flotilla lain tengah menunggu kedatangan tim lain untuk nanti sama-sama berangkat ke Gaza. Namun kabar akan serangan Israel sudah beredar.
“Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran,” kata Santi dalam pembukaan suratnya.
 

Santi berbagi pengalamannya bertemu dengan ratusan orang dengan berbagai latar belakang. Masing-masing dengan gayanya sendiri. Ada anak buah politisi Inggris yang petantang-petenteng, sampai aktivis perempuan muslimah yang pendiam, namun cekatan untuk memastikan semua rombongan bisa makan tepat waktu. Berikut adalah surat lengkap Santi untuk temannya Tommy Satryatomo yang kemudian dipasang di blognya:

GAZA TIDAK MEMBUTUHKANMU!

Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.
Sudah lebih dari 24 jam berlalu sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.

Ada banyak cara untuk melewatkan waktu –banyak di antara kami yang membaca Al-Quran, berzikir atau membaca. Ada yang sibuk mengadakan halaqah. Beyza Akturk dari Turki mengadakan kelas kursus bahasa Arab untuk peserta Muslimah Turki. Senan Mohammed dari Kuwait mengundang seorang ahli hadist, Dr Usama Al-Kandari, untuk memberikan kelas Hadits Arbain an-Nawawiyah secara singkat dan berjanji bahwa para peserta akan mendapat sertifikat.

Rabu, 02 Juni 2010

Dua Pucuk Surat Dari Gaza


dari notes facebook seorang teman
Assalamu'alaikum saudara...! teman dan sahabat, bukan karena ikutan latah dengan adanya berita hangat yang membuat berang semua orang dengan adanya serangan Israel ke kapal bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina. Ini hanya sebuah literatur yang pernah kubaca di lietarur, yang semoga bisa kita maknai kembali dan membuat kita semua tergugah dalam memperjuangkan aqidah dan iman kita, amien... wassalamu'alaikum wr.wb..
Assalamu'alaikum Wr.wb.,

Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indoneseia...???? namun, jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa....? mungkin satu-satunya negara yang berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini.... bukan demikian saudaraku??? disana saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika aktivitas da'wah dari Jamaah Haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, "setiap tahun musim haji, ada sekitar 205 ribu jamaah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini....

Wah sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum, lalu saya mengatakan keadanya, " saudaraku, jika jumlah jamaah haji asal Gazza sejak tahun 1987 sampai sekarang di gabung, itu belum bisa menyamai jumlah jamaah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja, Padahal jarak kami tempat kami ke Baitullah lebih dekat di banding kalian ya... wah... wah... pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya... Subhanallah.

Senin, 24 Mei 2010

Bersahabat Dengan Saat Anak Mogok Makan

Berbagi pengalaman bersama Prima Avianti

Ibu, pernahkah putra putri kecil Anda melakukan aksi gerakan tutup mulut saat waktu makan telah tiba? pernahkah putra putri kecil Anda 'say no to eat' atas semua jenis makanan yang ada atau yang sedang Anda tawarkan? pernahkah putra putri kecil Anda melemparkan sejuta alasan untuk menolak mentah-mentah makanan yang sudah Anda siapkan sesempurna mungkin? atau pernahkah putra putri kecil Anda sembunyi di lemari pakaian saat Anda memanggilnya untuk persiapan makan?

Ibu, bagaimana perasaan Anda? marah, sedih, panik, lelah? atau bahkan tersenyum? bersikap tenang, bersabar, bersyukur, atau biasa saja?

Sebagai manusia biasa, wajar apabila saya dan Anda, "kita semua", ada perasaan lelah, marah, dongkol, panik, sekaligus sedih. Tapi sebagai orang tua yg cerdas, kita  harus mampu berpikir cerdas pula!

Ibu, jika putra putri kecil kita sedang demo mogok makan maka duduklah sebentar, tarik nafas panjang, rilekslah sejenak, lalu berpikirlah! dengan hati yang tenang  kita  akan mampu berpikir lebih jernih dan rasional :)

Ibu, tanyalah pada diri kita sendiri, sudah benarkah langkah kita dalam pemberian MPASI untuk putra putri kecil kita sejak awal mereka memulai hingga detik ini? sudah efektifkah cara kita? sudah bebaskah menu putra putri kecil kita dari makanan dan minuman yang bersifat instan? sudah homemade maker kah kita? sudah variatifkah menu kita? sudah maksimalkah usaha yang kita lakukan? sudah pahamkah kita dengan perasaan dan keadaan?

Selasa, 18 Mei 2010

Mengapa Anak Sekarang Lebih Sering Membantah Orang Tua??


Written By:
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School/Pendiri Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA) di 15 propinsi 32 kota di Indonesia

Jika orangtua memperhatikan perbedaan dirinya dengan anak dan mengakuinya sebagai bagian dari anak, sepanjang tidak negatif, akan lebih mudah bagi orangtua untuk memperlakukan anak dan tidak membandingkan dengan dirinya di masa lalu.
 
Judul di atas sungguh menggelitik saya. Pertanyaan ini diajukan oleh seorang ayah pada saya di forum “yuk-jadi orangtua shalih”. Benarkah anak sekarang lebih sering membantah orangtua daripada anak jaman dulu?

Sebenarnya, sikap membantah anak pada orangtua adalah hal yang tak dapat dihindari, baik jaman dulu maupun sekarang. Apakah anak sekarang lebih sering membantah daripada anak jaman dulu? Ini perlu pembuktian lebih lanjut. Mungkin perlu wawancara yang melibatkan banyak orangtua melalui sebuah penelitian yang terukur. Tetapi, bahwa anak jaman dulu dan sekarang juga pernah membantah orangtua, adalah hal yang tak dapat dihindarkan.

Mengapa saya katakan tak dapat dihindarkan? Pertama, karena orangtua dan anak memiliki ‘pikiran’ masing-masing. Pikiran ‘tua’ dan ‘muda’ dapat menyebabkan perbedaan-perbedaan keinginan, harapan hingga cara mewujudkan harapan dan keinginan tersebut. Kedua, meski kadang ada irisan, kemiripan karakter, tak dapat dipungkiri setiap manusia memiliki karakter uniknya masing-masing. Anak kembar pun yang memiliki kemiripan wajah, dapat memiliki perbedaan besar dalam karakternya. Apalagi orangtua dan anak. Dalam batas tertentu, sebenarnya adalah sebuah kewajaran jika terdapat perbedaan karakter orangtua dan anak. Sekali lagi, sepanjang karakter ini tidak negatif, wajar saja anak dan orangtua memiliki perbedaan karakter.

Perbedaan-perbedaan inilah yang kemudian dapat menjadi ‘peluang’ adanya pertentangan anak-orangtua. Saat anak merasa tak nyaman dengan ‘keinginan, harapan dan cara orangtua mewujudkan keinginan dan harapan tersebut—meski sebenarnya tujuan baik untuk anak’, inilah yang kadang membuat sebagian orangtua kemudian menganggapnya sebagai sikap pembangkangan anak pada orangtua.

Senin, 03 Mei 2010

Silence Speak... Sebuah Surat Cinta

Kali ini aku benar-benar terdiam
Tak seorangpun akan mengerti pemberat suaraku...
Bahkan kaupun tak akan selalu mengerti...
Ini semua akan kita pahami satu demi satu seiring berjalannya waktu

Dalam hatiku selalu saja ada masa lalu, sekarang dan masa depan
Seperti halnya dalam hatiku yang selalu saja ada ibu bapak dan saudara-saudaraku, istriku serta anak-anakku
Seperti halnya dalam hatiku yang selalu saja ada sahabat-sahabat masa kecilku, sahabat-sahabatku sekarang, serta sahabat-sahabat seperjuanganku di masa mendatang
Seperti halnya dalam rumahku yang selalu saja ada tumpukan buku yang aku susun rapi dan berurutan dari masa ke masa

Sekarang...
Aku terduduk di gubug tua ini bukan tak berarti
Coba kau lihat rumput di sekeliling kita yang selalu ingin tegak biarpun tiupan angin memaksanya merebah
Coba kau lihat air sungai didepan kita yang selalu berusaha mengendapkan lumpur yang membuatnya tampak tak jernih biarpun selalu saja terlarut lagi
Coba kau lihat di sebelah sana, burung semak yang terluka namun masih saja berusaha terbang tinggi untuk bertahan hidup biarpun itu membuat lukanya semakin parah
Aku belajar... iya, aku belajar...