oleh: Retno WI, Relawan BSMI Jember
Namun ada hal yang sering dilupakan oleh para orangtua. Bahwa anak-anak mereka seharusnya juga memiliki kecerdasan dan kepekaan sosial. Mereka harus mulai dikenalkan dengan realitas masyarakat yang sebenarnya. Bahwa ada diantara mereka yang hidup dengan segala keterbatasan.
Bagaimanapun, anak-anak kita adalah aset peradaban masa depan. Tak cukup kalau mereka hanya kita bekali dengan segala kecanggihan teknologi. Jangan pula merasa puas saat mereka memiliki IQ tinggi dan berprestasi gemilang di dunia akademik. Mereka adalah calon pemimpin yang harus memahami kondisi masyarakatnya.
Baca Selengkapnya...
taken from mailing list of psiunair01
A story is told about a soldier who was finally coming home after having fought in Vietnam.
He called his parents from San Francisco.
"Mom and Dad, I'm coming home, but I've a favor to ask. I have a friend I'd like to bring home with me."
"Sure," they replied, "we'd love to meet him."
"There's something you should know", the son continued, "he was hurt pretty badly in the fighting. He stepped on a land mind and lost an arm and a leg. He has nowhere else to go, and I want him to come live with us."
"I'm sorry to hear that, son. Maybe we can help him find somewhere to live."
"No, Mom and Dad, I want him to live with us."
"Son," said the father, "you don't know what you're asking. Someone with such a handicap would be a terrible burden on us. We have our own lives to live, and we can't let something like this interfere with our lives. I think you should just come home and forget about this guy. He'll find a way to live on his own.
Baca Selengkapnya
oleh: PrimaMumpung masih dalam nuansa Agustusan. Hehe.. Ada-ada saja ya ide orang-orang jaman sekarang. Ternyata bukan hanya balap karung, makan kerupuk, kepruk kendil, dan sejenisnya saja yang menjadi bahan 'langganan' warga masyarakat untuk memeriahkan HUT kemerdekaan negara tercinta ini. Yang lain daripada yang lain pun ada.
Baca Selengkapnya...
based on the true storiesHanya berbagi…
Sebut saja Diana, 23 tahun. Alumnus PTN ternama di Surabaya yang lulus dengan predikat cumlaude. Kebetulan Diana tercatat sebagai mahasiswi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi tahun 2002, mundur setahun karena gagal lulus di UMPTN 2001. Sepintas, Diana terlihat biasa saja. Menjadi sedikit istimewa karena Diana kini tidak sendiri lagi. Yah, Diana sudah menikah! Dengan seorang Akuntan Bank ternama – berkewarganegaraan Arab Saudi – di negara yang sama, yang dia kenal melalui obrolan via Yahoo! Messenger...
Baca Selengkapnya